DAKWAH TAUHID LEWAT RUQYAH





Alhamdulillah ruqyah sekarang di mana mana sampai pelosok desa desa, biarpun di jawa timur kususnya banyak yang menentang dengan diadakan pelatihan ruqyah, mereka beranggapan ajaran keras dan ajaran  teroris ....? 
Biarpun ada sebagian mereka yang menentag dakwa lewat ruqyah kami para peruqyah Mojokerto tidak akan kendur bahkan lebih semangat untuk mendakwakan tauhid lewat ruqyah syar'iyyah.

Mereka hanya beran i bicara di belakang para peruqyah dan  secara membabi buta dan memfitnah bahwa ruqyah adalah ajaran sesat, dan apabila mereka kita datangi dan menunjukkan dalil bahwa ruqyah itu sesat mereka tidak bisa membuktikan, bahkan dalilnya aneh '' mereka berkata lihat si guntur bumi itukah ruqyah yang di namakan syar'iyyah ,,,?

Saya kemukakan bahwah ruqyah itu syar'iyyah dan dari Nabi Muhamad dan saya tunjukkan dalilnya mereka diam seribu bahasa, 

‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’

Beliau menjawab, ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)

Landasan ruqyah terdapat di dalam Alquran dan Assunnah, diantaranya ialah : 

1. Alquran surat Al-Isra’ ayat 82 : 
yang Artinya : Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah bagi orang- orang dzalim selain kerugian.

2. Alquran surat Yunus ayat 57 : 
yang Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rah-
mat bagi orang-orang yang beriman.

3. Alquran surat Fushshilat ayat 44 : 
yang Artinya : … … ... Katakanlah, Alquran itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman … … … … … 

4. Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Sa’ id Alkhudri : 
yang Artinya : Dari Abi Said Alkhudri ra, beliau berkata, ketika kami sedang   dalam suatu perjalanan, kami singgah di suatu tempat, maka datanglah seorang wanita dan berkata, ‘ sesungguhnya pemimpin kami terkena sengatan, sedangkan sebagian kami sedang tidak ada, apakah ada diantara Kalian yang bisa me-
ruqyah ? ’ maka bangunlah seorang dari kami yang tidak diragukan kemam- puannya dalam ruqyah. 

Dia meruqyah dan sembuh. Kemudian dia diberi 30
ekor kambing dan kami mengambil susunya. Ketika peruqyah itu kembali,  kami bertanya, ‘ apakah Anda bisa ? apakah Anda meruqyah ? ’ ia berkata :  ‘ Tidak, saya tidak meruqyah kecuali dengan Alfatihah’ . Kami berkata : ‘ Ja-ngan bicarakan apapun kecuali setelah kita mendatangi atau bertanya kpd Rasulullah saw. Ketika sampai di Madinah, kami ceritakan pada Nabi saw,  Dan beliau bersabda : ‘ Tidakkah ada yang tahu bahwa itu adalah ruqyah ?  Bagilah ( kambing itu) dan jadikan aku satu bagian’ . ( HR. Bukhari-Muslim) .

5. Hadits shahih riwayat Muslim dari Auf bin Malik Al-asyja’ i : 
yang Artinya : Dari Auf bin Malik Al-asyja’ i, ia berkata : ‘ Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyah, dan kami bertanya : wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu ? ’ Rasulullah saw bersabda : ‘ Perlihatkan kepadaku ruqyah Kalian, tidak apa-apa dengan ruqyah jika tidak ada unsur syiriknya’ . ( HR. Muslim) .

6. Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Ummu Salamah : 
yang Artinya : Dari Ummu Salamah ra, bahwa Nabi saw pernah melihat di rumahnya seo-
rang anak wanita yang di wajahnya ada ‘ gangguan mata’ , lalu Nabi saw
bersabda : ‘ Bacakanlah ruqyah untuknya karena dia kena gangguan mata’ .
( HR. Bukhari-Muslim) .

7. Tafsir Alquran Aisar Attafasir oleh Syaikh Abu Bakr Jabir Aljazairiy : 
yang Artinya : Sesungguhnya ketika Lubaid bin Mi’ sham seorang Yahudi di Madinah me-nyihir Nabi saw maka Allah menurunkan Almu’ awwidzatain kemudianmalaikat Jibril meruqyah Nabi saw dengan Almu’ awwidzatain sehinggaAllah swt menyembuhkannya. ( Aisar Attafasir juz 5 hal. 630) .


Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa: 

أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

"Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit"[6].

Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.  

Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali. Atau membaca :

بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا 

"Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini" Shahihul Jami’, no. 346.

Barangsiapa yang mau meneliti sejarah Rasulullah shalaallahu ‘alaihi wa salam, dia akan dapat mengambil pelajaran manhaj berdakwah kepada Allah. Bahwasanya yang pertama kali yang diserukan kepada manusia adalah aqidah tentang beribdaha hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya serta meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya, sebagaimana ini merupakan makna dari kalimat Laa ilaaha ilallah.

Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam adalah uswah dalm segala hal . termasuk dalam melaksankan dakwah.  Beliau  tinggal di Mekah selama tiga belas tahun setelah diutus menjadi rasul, menyeru kepada manusia untuk memperbaiki aqidah dengan menyembah Allah semata dan meninggalakan peribadatan kepada berhala. Seruan ini beliau lakukan sebelum memerintahkan mereka untuk sholat, zakat, puasa, haji, dan meninggalkan kemaksiatan seperti riba, zina, meminum khomer, dan perjudian.

Hal ini menunjukkan dengan jelas kesalahan sebgian jamaah dakwah pada zaman ini yang tidak memprioritaskan aqidah dan hanya mementingkan dakwah terhadap perbaikan akhlak (dengan mengenyampingkan dakwah tauhid, ed). Mereka melihat kebanyakan manusia  melakukan perbuatan syirik akbar  di sekitar kuburan di negeri-negeri Islam namun tidak mengingkarinya, tidak melarang darinya, baik dengan perkataan, pada saat ceramah, atau dengan tulisan, kecuali hanya sebagian kecil saja. Bahkan terkadang mereka berada di antara barisan orang-orang yang melakukan syirik, bersatu dengan orang-orang yang menyimpang, tidak melarang dan memperingatkan mereka! (Al Irsyaad ilaa shahiihil I’tiqad hal 15, Syaikh Shalih Fauzan, cet. Maktabah Salsabil)

Sampaikan walau satu ayat insya Allah kita akan mendapakan hasil yang lebih baik dari pada diam tanpa berbuat sesuatu apapun, dakwakan / galakkan ruqyah  dan tauhid di manapun saudara berada agar saudara kita yang lain dan paham apa itu ruqyah syar'iyyah, sehigga saudara kita  yang lain minimal bisa melakukan ruqyah mandiri ,apalagi untuk mengajarkan kepada orang Alhamdulillah.

{ 28-11-2014 Herbal QHI Mojokerto }

Comments

Popular posts from this blog

TINGGALKAN SEGALA TRADISI YANG SYIRIK.

PENGALAMAN BERSETUBUH DENGAN JIN

REAKSI MUNTAH DARAH SAAT DIRUQYAH